Judul Terjemahan : Blind Eye
Pengarang : James B. Stewart
Penerbit : Dastan Books
Tebal : 552 halaman
Ukuran : 14 x 21 cm
ISBN : 978-979-3972-18-3
Cetakan : 1, Jakarta 2007
Kategori : Non Fiksi
Genre : Thriller Psychology
BLURB
Seorang dokter Psikopat menjadi pembunuh berantai. Tiga puluh lima orang pasien tewas diracun. Sejumlah paramedis juga ikut menjadi korbannya. FBI menyatakan sang dokter bertanggung jawab atas enam puluh pembunuhan. Ia dijuluki sebagai Dokter Pencabut Nyawa...
Tiada yang percaya bahwa seorang dokter muda yang tampan bisa menjadi seorang pembunuh berantai. Di mana pun ia praktik, Dr. Michael Swango tampak seperti seorang dokter ideal. Hingga kemudian nyawa para pasiennya mulai melayang secara misterius. Namun anehnya, ia selalu bisa lolos dari tuduhan pembunuhan.
Saat tidak ada lagi rumah sakit di Amerika Serikat yang mau mempekerjakannya, Swango praktik di sebuah rumah sakit di Zimbabwe, Afrika. Korban pun kembali berjatuhan. Selama lima belas tahun bergelut dengan dunia kedokteran, Swango diyakini telah menghilangkan ratusan nyawa.
Michael Swango, dokter yang terobsesi dengan kematian yang sadis, adalah pembunuh berantai terkejam dan paling banyak memakan korban dalam sejarah Amerika. Inilah kisah petualangan mautnya.
REVIEW
Michael Swango, dokter yang terobsesi dengan kematian yang sadis, adalah pembunuh berantai terkejam dan paling banyak memakan korban dalam sejarah Amerika. Inilah kisah petualangan mautnya.
REVIEW
Michael adalah anak ke dua dari tiga putera Muriel dan John Virgil Swango. Ia adalah seorang yang berprestasi, mulai dari pelajar teladan, prestasi di bidang musik hingga mendapatkan berbagai macam penghargaan. Karena minimnya pengetahuan tentang pendidikkan maka Michael memutuskan memasuki akademi militer seperti kebanyakan pemuda lain di daerahnya. Dalam pendidikkan militerpun ia selalu memperoleh nilai yang nyaris sempurna dan disinilah ia mulai mengagumi persenjataan, menunjukkan minat yang kuat terhadap foto-foto tabrakan mobil , yang kemudian perilakunya ini muali dianggap aneh oleh teman-temannya. Disini pulalah ia menaruh minat yang dalam untuk masuk ke dalam bidang kedokteran.
Swango kemudian melanjutkan cita-citanya untuk menjadi dokter dengan mengambil kuliah pra kedokteran di universitas lokal. Di perguruan tinggi ia menjadi mahasiswa terkenal, unggulan, dan selalu belajar mati-matian sehingga tidak ada waktu untuuk bersosialisasi. Ia menekuni ilmu bedah syaraf salah satu ilmu yang paling menarik minatnya dan tetap menghabiskan waktunya dengan belajar dan terus belajar. Namun ada keanehan dalam dirinya yang dirasakan oleh teman-teman sejawatnmya, Swango sangat tertarik pada pasien-pasien dengan kondisi terparah dan apabila ada salah satu pasiennya yang meninggal maka ia tidak menampakkan rasa empatinya, bahkan ia menganggap itu hanyalah kejadian biasa saja.
Swango kemudian melanjutkan sepak terjangnya di bidang kedokteran. Tapi banyak hal yang membuatnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang meninggal setelah ia masuk ke kamar pasien tersebut, padahal kondisi pasien sebelumnya dalam keadaan baik-baik saja. Namun hal ini tidak melibatkan hukum sehingga yang ada dia hanya di pindah tempat bertugas saja dan semakin banyak korban yang berjatuhan dan yang paling parah adalah pada saat ia bertugas di Afrika.
Novel ini sangat memukau, seorang dokter yang unggul, teladan, berbakat ternyata mempunyai sisi kejam yakni membunuh dengan kejam ratusan pasien. Bagaimana bisa tidak terdeteksi bahwa ada jiwa psikopat dalam kepribadiannya dan bisa langsung lolos menjadi dokter yang tugasnya seharusnya adalah menolong orang tapi kemudian beralih menjadi pembunuh. Novel ini sedikit agak membosankan karena narasi yang terlalu detail dan panjang tapi tidak menghilangkan isi dari cerita ini. Sangat recomended untuk pecinta psychology thriller.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar