Judul : Pesta Bunuh Diri
Penulis : Daniel Ahmad
Penerbit : Gagasmedia
Cetakan : 1, 2022
Tebal : 310 halaman
Peresensi : Elok mayangsari
Orang-orang buangan menjadi penghuni hutan kembar. Mereka awalnya dibuang karena berbagai alasan, seperti penjahat, pembunuh, pencuri, PSK dan sebagainya. Akses ditutup dari berbagai arah sehingga tidak akan ada yang bisa keluar dari tempat tersebut. Namun ada jugha dari mereka yang ditembak mati kemudian mayatnya hanya dibiarkan ditumpuk dibawah pohon besar. Pada mulanya mereka hidup berdampingan dengan para tetua yang telah bermukim lebih dulu di pelosok hutan rimba, jauh dari peradaban dan keramaian. Namun ada satu pantangan yang tidak boleh dilanggar, semua warga tidak boleh berkeliaran di telaga merah, menurut kabar yang berhembus orang yang memasuki kawasan terlarang maka tidak ada yang berhasil keluar dengan selamat.
Selain itu kedatangan sisik hitam selalu membuat warga cemas, takut, ngeri. Sisik hitam mempunyai wajah dan tubuh yang sangat menakutkan, ada yang kepalanya besar, hitam, dan sekujur tibuh terkelupas, ada yang tubuh mengelupas, bernanah dan semuanya mempunyai tanda hitam yang bersisik. Apabila sisik hitam datang maka semua akan serentak masuk ke dalam rumah, menutupi semua lubang hingga tak ada celah sedikitpun. Warga percaya bahwa sisik hitam adalah makhluk halus yang menakutkan dan bisa memakan jiwa orang-orang. Namun tanpa mereka tahu dibalik isu yang dihembuskan tentang sisik hitam, ada seseorang yang memanfaatkan hal ini untuk kepentingan pribadi. Ia tidak segan membunuh orang yang tidak berdosa pada saat sisik hitam memasuki perkampungan itu. Mereka yang mati ditenggelamkan di telaga merah karena tidak ingin semua warga terkena kutukan, namun sayngnya sekali lagi itu hanyalah akal bulus. Setelah mayat ditenggelamkan, Pondra tabib yang sangat dihormati, akan membawa mayat itu ke pondok kecilnya ditengh hutan. Mayat itu akan menjadi bahan percobaanya untuk menemukan obat penawar penyakit sisik hitam.
Sekilas dilihat dari judul, awalnya berpikir apakah mungkin ceritanya tentang upacara ritual yang berhubungan dengan hal magis, namun ternyata walau tidak ada hubungan dengan hal itu cukup menegangkan dan seru sekali ceritanya. Bagaimana perjuangan orang buangan mencari jalan keuar menuju peradaban, mereka sendiri harus berperang melawan orang sisik hitam dan orang-orang mereka sendiri. Baku hantam, saling bunuh pun tak bisa dielakkan, hanya beberapa yang berhasil keluar dan tanpa mereka sadari perjuangan belum selesai karena di luar hutan banyak yang tak menginginkan keberadaan orang buangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar