Selasa, 28 Juli 2020

RESENSI BUKU SIMBOL-SIMBOL ILLUMINATI DI ARAB SAUDI

Judul :Simbol-Simbol Illuminati Di Arab Saudi
Penulis : Muhammad Abu Ezza
Penerbit : Pyramid
ISBN : 978-602-1258-76-7
Pewajah Sampul : Pyramid Kreatif
Pewajah Isi : Pyramid Kreatif
Penyunting : Tim Pyramid
Cetakan : I
Tahun : 2014
Tebal : 240 halaman
Rating : ⭐⭐⭐⭐⭐


SINOPSIS

Arab Saudi, negara yang mengklaim sebagai Khadimul Haramain (Pelayan Dua Tanah Suci : Mekkah dan Madinah), ternyata berada dalam bayang-bayang Illuminati. Buktinya sangat nyata dan kentara. Banyak bangunan pemerintah di negara itu yang mengandung simbol-simbol Illuminati. Bahkan logo-logo resmi pemerintahan juga terdapat simbol Illuminati, seperti : Tugu Geometri di Jeddah, Al-Faisaliah Tower, Monumen Jeddah Eye, Tugu Atom di Jeddah, Tugu Bolia di Jeddah, Pelabuhan Jizan di Arab Saudi Selatan, Menara jam Mekah dan Menara Mata Satu dalam film Lord Of The Ring sama bentuknya dengan jam Big Ben di Inggris.

⏩⏪

Buku ini berisi tentang salah satu ordo yang sebenarnya sudah ada dari sejak jaman dahulu yakni Illuminati. Illuminati tidak berdiri sendiri namun ditopang oleh Fremansory, Zionis yang mana merupakan ordo bentukan dari kaum Kabbalis. Semua bentukan kaum Kabbalis ini merupakan perkumpulan yang tersembunyi alias tidak terang-terangan muncul di permukaan. Ordo ini beranggotakan para ilmuwan, pejabat dan berbagai macam orang kaya dan mempunyai pengaruh lainnya. Keinginan  utama mereka adalah menaklukkan dunia dan negara-negara berpengaruh dan untuk mewujudkannya mereka membutuhkan dukungan dari orang-orang penting dan berkuasa agar dapat sedikit demi sedikit menyebarkan propaganda-propaganda yang sesuai dengan cita-cita ordo tersebut.
Salah seorang ilmuwan bernama Mohammad Shaker berusaha mengungkap hal-hal rahasia di balik berdirinya kerajaan Arab Saudi melalui bukunya yang berjudul 'Ali Saud min Aina wa Ila Aina?' . Buku ini menemukan fakta mengenai asal muasal Dinasti Saudi, garis genealoginya dan asal usul dari trah Anza Bin Wael, keturunan Yahudi Militan. Isi dari buku ini di eksplore secara mendetail sehingga memberikan gambaran atas pertanyaan mengenai absennya Arab Saudi terhadap konflik Palestina-Israel. Namun karena buku inilah ia dibunuh dan keluarganya diancam. Inilah salah satu bukti betapa tertutupnya misi rahasia mereka.
Di Mekah sendiripun telah banyak bangunan-bangunan bersejarah, seperti rumah Rasulullah, tempat kelahiran, rumah Sayyidahn Khadijah ra, tempat kelahiran Sayyidah Fathimah ra, dihancurkan hanya untuk memperluas pembangunan-pembangunan di sekitar Kakbah. Selain itu bangunan bersejarah lainnya pun telah habis dihancurkan hanya untuk membangun sebuah hotelmewah dengan logo ordo yang tersembunyi. Ini membuktikan betapa kuatnya mereka untuk mewujudkan cita-cita.

Buku ini menyajikan informasi yang sangat menarik dan sekaligus membuat tercengang, namun mungkin kita tidak bisa langsung saja percaya tanpa mencari bukti-bukti dari berbagai sumber terpercaya lainnya karena hal yang diungkap adalah hal yang sangat riskan sehingga membutuhkan buktiyang lebih kuat lagi.



Senin, 27 Juli 2020

RESENSI NOVEL MICHELANGELO'S SECRET

Judul Asli : Michelangelo's Notebook
Judul Terjemahan : Michelangelo's Secret
Penulis : Paul Christhopher
Penerjemah : Nadiah Alwi
Penyunting : Yudi
Penerbit : Dastan Books
Cetakan/Tahun : I/2014
Tebal : 300 halaman
Ukuran : 12,5 x 19 cm
ISBN : 978-602-247-201-8
Genre : Thriller
Rating : ⭐⭐⭐⭐⭐



BLURB


Finn Ryan, mahasiswi sejarah seni New York University, menemukan gambar jasad wanita terpotomg-potong guratan Michelangelo, diperkirakan berasal dari buku catatan Michelangelo yang keberadaannya nyaris dianggap mitos.Namun, sejak itu ia hidup dalam ketakutan. Penemuan ini menyeretnya ke dalam pusaran konspirasi mematikan yang mengancam hidupnya dan orang-orang disekitarnya. Malam itu, seseorang menerobos masuk apartemennya, membunuh pacarnya, dan mengambil salinan gambar yang ia buat. Dalam pelarian, Finn bertemu dengan seorang pedagang buku kuno yang misterius. Keduanya bersama-sama membalik lembaran sejarah dan berusaha mengungkap lingkaran konspirasi. Namun akibatnya, setiap orang yang mereka temui, tewas!. Seorang pembunuh berada selangkah di belakang mereka, berusaha menghentikan mereka agar tidak mengungkap rahasia mengejutkan yang berakar di jantung Vatikan!.
⏩⏪

SINOPSIS

 Finn Ryan adalah seorang mahasiswi sejarah seni New York University, yang mempunyai pekerjaan paruh waktu di museum seni Parker-Hale. Tugasnya adalah memeriksa apakah nomor inventaris, nomor slide dan nomor sumbernya cocok. Tugas yang sederhana namun cukup membosankan. Suatu hari saat ia tengah melaksanakan tugasnya di museum Parker-Hale, ia melihat di sebuah laci ada salah satu lukisan tersangkut ke dalam sebuah celah kecil di belakang laci dan hampir tak terlihat. Dengan hati-hati, ia mencoba untuk meraih lukisan itu. Sebuah lukisan berukuran 6 x 8 inci, terpotong kasar atau barangkali robek pada sisi kirinya. Namun melalui sampul asetat dapat dilihat bahwa kertas itu merupakan kulit berkualitas tinggi, mungkin kulit domba yang digosok dengan kapur dan batu apung. Lukisan itu berkualitas sangat bagus, bergambar seorang wanita; yang sangat detail dan menarik namun bukan gambaran seperti pada umumnya seorang wanita, lebih tepatnya tampak seperti sebuah potret autopsi anatomis dari seorang wanita paruh baya yang disajikan dengan sangat indah. Ia heran mengapa lukisan ini bisa tiba-tiba terselip di laci tersebut. 

Finn kemudian mengamati dengan seksama, satu tahun ia habiskan untuk mempelajari karya dan masa hidup Michelangelo dan tulisan yang menubruk sisi kiri dan kanan lukisanj itu mirip seperti contoh-contoh yang telah ia lihat dalam naskah kecil dan tipis Michelangelo. Tanpa berlama-lama, ia segera memotret lukisan itu lalu menyimpan kameranya, berharap tak ada orang yang melihatnya karena direktur museum, Alex Crawley adalah seorang pemimpin yang sangat teguh memegang aturan. Untuk sekedar memotret di museum, harus melalui serangkaian panjang dokumen, izin-izin dan tulis menulis yang jelas terlebih dahulu.

Kembali ke tugasnya, ia membawa lukisan itu untuk dicocokkan dengan nomor inventaris sampulnya dengan data yang ada di komputer namun anehnya di layar kompuer tersebut tertulis tidak diarsipkan, hal ini membuatnya bingung. setelah memeriksa lebih lanjut nomor inventaris itu dalam data komputer, merupakan karya Urbino, dibeli dari koleksi pribadi Hoffman Gallery, cabang Swiss tahun 1924. Saat ia tengah asik memeriksa kejelasan lukisan itu, tiba-tiba ia dikejutkan oleh kedatangan  Alex Crawley yang tampak tidak senang dan sangat marah. Finn lalu menceritakan apa yang sedang ia lakukan, namun menurut  Alex lukisan ini bukanlah karya Michelangelo dan Finn bersikeras bahwa ini adalah karya Michelangelo, lalu terjadilah perdebatan yang sangat sengit yang pada akhirnya menyebabkan Finn dipecat dari museum.

Dengan hati kecewa, bingung, marah, ia kembali ke apartemennya dan teringat bahwa ada janji dengan teman laki-lakinya nanti malam. Sepulang dari makan malam dengan Peter, saat akan memasuki apartemennya, ia dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang muncul dengan tiba-tiba tanpa suara dan sesuatu menghantam samping kepalanya, sesaat sebelum ia pingsan, hanya teriakan menakutkan yang ia dengar. Di sisi lain Ternyata Alex Crawley sang direktur museum ditemukan  tewas dengan cara yang sangat mengerikan. Seseorang telah menghujamkan sebilah belati koumnya, senjata tradisional Maroko, ke dalam mulutnya, mengiris ke atas dan tembus sampai otak. Letnan Delaney yang menangani kasus ini kemudian menemui Finn yang diketahui sempat beradu mulut sebelum Alex terbunuh.

Bagi Finn kejadian demi kejadian yang dialami membuatnya bingung danmerasa seperti mimpi. Peter tewas, begitu juga Alex, hanya beberapa jam setelah ia menemukan lukisan itu. Dan sekarang ia kembali dibuntuti oleh seseorang yang tidak ia kenal, dalam perjalanannya menuju sebuah hotel dimana ia ingin mengasingkan diri sejenak. Namun hal ini sulit dilakukan karena ia merasa nyawanya terancam dengan penguntit yang terus berusaha untuk menghabisinya. Finn kemudian menghubungi seseorang, seperti pesan ibunya bila menemui kesulitan maka ia harus menghubungi orang tersebut. 

Dr. Valentine menerima Finn dan berusaha untuk membantunya memecahkan misteri ini. Pencarian mereka menuju pada sekolah menengah Greyfriars berdasarkan info dari seorang informan untuk melacak asal usul belati yang digunakan si pembunuh. Namun di sini pun belum menemui titik terang. Pencarian demi pencarian pun dilakukan dengan ketegangan yang memacu adrenalin dan sementara itu masih terjadi pembunuhan demi pembunuhan yang ternyata berkaitan satu sama lain. Finn hanya berharap ia kan menemui titik terang dari semua kejadian yang membingungkan ini.

                                                                          ⏩⏪                                                                                           
Novel ini karya paul christopher yang sangat thriller di setiap sisi ceritanya. Ia menggambarkan setiap isi cerita dengan sangat sederhana, mudah dipahami dan membuat pembaca mengembangkan imajinasi mereka untuk terhanyut dalam ceritanya. Di setiap tulisannya mengandung misteri, dan adrenalin yang menegangkan, membuat pembaca terus saja menebak-nebak akhir dari ceirta ini. Novel ini menggunakan alur maju mundur untuk menggambarkan kejadian silam yang berkaitan dengan kejadian sekarang namun tetap saja masih menjadi misteri yang hanya dapat terpecahkan saat sudah selesai membaca akhir kisahnya.

Jumat, 24 Juli 2020

RESENSI NOVEL THE MAESTRO

THE MAESTRO

Judul Asli : In For The Kill
Judul Terjemahan : The Maestro
Penulis : John Lutz
Penerbit : Dastan Books
ISBN : 978-602-247-205-6
Penerjemah : Slamet Handi Hartadi
Penyunting : Yus Ariyanto
Cetakan : I Tahun 2014
Tebal : 484 halaman
Ukuran : 12,5 x 19 cm

BLURB

Seketika kota New York digemparkan oleh tiga kasus pembunuhan yang amat sadis. Ketiga korban adalah wanita. Si pelaku dijuluki The Butcher (si penjagal). Ia memotong-motong jasad para korban dengan rapi dan menyusunnya menjadi sebuah bentuk piramida yang mengerikan - mirip tumpukan lego dari daging manusia!.

Kepala polisi New York, Chief Harley Renz, sadar kalau The Butcher adalah seorang penjahat genius dan pihak kepolisian menemui jalan buntu. Renz pun memanggil kembali seorang detektif pensiunan NYPD, Frank Quinn,untuk memimpin penyelidikkan kasus ini.

Bagi Quinn, kasus ini bersifat lebih pribadi sertelah melihat inisial nama ke tiga korban yang membentuk namanya, Q - U - I. The Butcher tampaknya ingin menyampaikan npesan khusus kepada Quinn. Kasus ini seperti menjadi ajang pembuktian siapa yang lebih unggul - seorang detektif tua berpengalaman atau pembunuh berantai yang brilian. Quinn harus segera mengungkap siapa The Butcher sebenarnya, sebelum korban-korbannya (dengan inisial N) kembali berjatuhan...

RESENSI

Novel karya John Lutz ini merupakan salah satu serial yang tokohnya adalah  Frank Quinn dengan judul asli In For The Kill. John Lutz menghasilkan 10 novel dengan serial tokoh utamanya adalah Frank Quinn. John Lutz merupakan presiden dari Mystery Writers of America dan Private Eye Writers of America. Novel The Maestro ini merupakan salah satu novel yang meraih penghargaan Shamus & Edgar Award, masih banyak penghargaan lain yang diberikan untuk karya-karya dari John Lutz.

Novel ini mengambil setting di kota New York, dimana terjadi sebuah pembunuhan yang sadis karena korban dimutilasi dengan sangat rapi layaknya seorang penjagal yang telah terlatih memotong-motong korban jagalnya. Frank Quinn seorang detektif yang telah pensiun kembali bertugas dibantu dengan 2 rekan sejawatnya yakni Pearl dan Fedderman. Korban diketahui adalah semua berjenis kelamin wanita, berambut coklat. Kematian para korban disebabkan karena tenggelam dan kemudian kemungkinan di mutilasi dengan menggunakan  alat-alat dan cara yang sama dan sangat rapih untuk semua korban sehingga tidak terdapat sidik jari di tempat kejadian perkara, Sungguh seorang yang sangat genius.

"Para korban ditenggelamkan di dalam bak mandi mereka dan ada bekas-bekas lakban yang digunakan untuk mengikat dan menutup mulut mereka. Setelah itu mereka dipotong-potong dengan kemahiran seorang ahli bedah, anggota-anggota tubuh mereka ditumpuk dalam urutan yang sama dari bawah ke atas; torso, paha, betis, tangan dan kepala. Si Pembunuh menyalakan pancuran, menggunakan sampo cair atau bahan pembersih apa saja yang tersedia ke bagian-bagian tubuh tersebut sampai setiap jejak darah yang terlihat hilang ke saluran pembuangan, hanya meninggalkan jenazah pucat korban." (hal. 21)

Sebelum kasus ke 3 korban terpecahkan, muncul korban ke 4 dengan cara pembunuhan yang sama seperti ke 3 korban lainnya, hanya saja kali ini korbannya lebih tua umurnya dari ke 3 korban sebelumnya. Kenaehan mulai terjadi di korban ke 3 ini selain umurnya yang lebih tua ternyata korban memiliki tanggal lahir yang sama dengan Frank Quinn. Selain itu dari korban 1 sampai ke 4 secara tidak sengaja telah menunjuk pada sebuah misteri karena huruf awal dari nama keluarga apabila di urutkan satu persatu dari semua korban akan menurujuk pada nama Quinn, namun Quinn sendiri memiliki 5 huruf sehingga dapat dikatakan akan ada satu korban lagi untuk melengkapi nama Quinn. 

"Itu berarti si pembunuh mengarahkan polisi untuk menugaskan Quinn, dan kita untuk melacaknya kata Fedderman. Mengeja nama Quinn , dia menyelesaikan apa yang sudah dia mulai dan dia memilih seorang korban dengan tanggal lahir Quinn supaya kita tidak memiliki keraguan tentang apa yang dia lakukan." (hal. 88) 

Korban ke 5 seorang wanita bernama Marilyn Nelson, seorang wanita berambut pirang hasil dari mengecat rambutnya, muda, menarik, dan yang fakta yang paling menarik adalah bahwa jam kematian korban kurang dari 3 jam, padahal korban sebelumnya ditemukan lebih dari 3 jam. 
"Itu berarti, si pembunuh pasti menelepon polisi tanpa menyebutkan namanya tidak lama setelah membunuh Marilyn Nelson, korban N keduanya. Kemungkinan pelaku tidak mau menunggu agar tubuh korbannya ditemukan oleh orang lain selain Polisi sehingga kemungkinan ia sudah merencanakan panggilan telepon ke kantor Polisi. Dia mau Merilyn Nelson dilihat Quinn dan kawan-kawan persis seperti saat dia meninggalkannya supaya helaian rambut gelap selangkangan itu pasti ditemukan. Menyodorkan permainan yang mengerikan." 

Setelah terdapat 5 korban, suatu hari Quinn mendapat surat yang dikirim kepadanya melalui Kepolisian New York,berisi :
Darah merah di langit biru. Orang-orang yang bodoh masuk dengan tergesa-gesa. Begitu juga polisi.
Si Jagal 
Surat itu telah diperiksa laboratorium dan tidak menemukan hasil yang berarti. Si jagal sangat genius dan hati-hati sehingga penyelidikkan kasus ini cukup membuat polisi menemui jalan buntu. Si jagal telah berhasil mempermainkan pihak polisi rupanya. Lalu muncul kembali korban-korban selanjutnya dan tetap belum dapat menyingkapkan kasus sebenarnya. Namun tiba-tiba muncullah seseorang yang tidak terduga, yang mengaku sebagai saudara tiri dan ibu dari si jagal yang ternyata mereka ber dua mencari si jagal. Keadaan ini membuat pihak polisi mendapatkan secercah harapan untuk dapat keluar dari jalan buntu. Dengan adanya pihak keluarga yang muncul diharapkan dapat membantu mereka mendapatkan informasi mengenai si jagal ini karena biasanya seorang pembunuh berantai berkaitan erat dengan masa lalu kelam yang didapatnya dari keluarga. Pada akhirnya 2 orang keluarga inti bekerjasama dengan tim Quinn untuk berusaha menghentikan aksi si jagalyang genius ini.

⏩⏪

Novel ini merupakan novel bergenre thriller yang sangat menarik untuk dibaca karena penulis dapat membawa pembaca ikut merasakan adrenalin yang kuat pada setiap cerita yang menegangkan terjadi. Bahasanya sangat mudah untuk dipahami, dapat membangkitkan imajinasi pembacanya. Ilustrasi cover menarik dan lembut menyiratkan sesuatu yang misteri. Setiap kejadian penting seperti situasi di tempat perkara kejadian pembunuhan dipaparkan  detail seakan memberi informasi kepada pembacanya tentang situasi yang sebenarnya di tempat tersebut.

Tokoh Quinn mempunyai karakter yang sangat kuat dan keras berusaha untuk menyingkap kasus ini di imbangi dengan karakter fedderman yang santai dan berkepala dingin serta Pearl yang cepat naik emosinya, mereka ber tiga merupakan tim yang hebat dan dapat bekerjasama dengan baik untuk memecahkan kasus. Sedangkan tokoh si jagal digambarkan sebagai orang yang tidak punya hati karena tega memutilasi korban sedemikian rupa dan menyusun setiap potongan tubuh layaknya karya picasso, mempunyai strategi yang tidak dapat ditebak yang dapat membuat tim polisi kebingungan dalam mengikuti permainannya.

Novel ini aku beri rating 5 ★★★★★ yang berarti sangat direkomendasikan bagi pecinta novel thriller.