Jumat, 24 Juli 2020

RESENSI NOVEL THE MAESTRO

THE MAESTRO

Judul Asli : In For The Kill
Judul Terjemahan : The Maestro
Penulis : John Lutz
Penerbit : Dastan Books
ISBN : 978-602-247-205-6
Penerjemah : Slamet Handi Hartadi
Penyunting : Yus Ariyanto
Cetakan : I Tahun 2014
Tebal : 484 halaman
Ukuran : 12,5 x 19 cm

BLURB

Seketika kota New York digemparkan oleh tiga kasus pembunuhan yang amat sadis. Ketiga korban adalah wanita. Si pelaku dijuluki The Butcher (si penjagal). Ia memotong-motong jasad para korban dengan rapi dan menyusunnya menjadi sebuah bentuk piramida yang mengerikan - mirip tumpukan lego dari daging manusia!.

Kepala polisi New York, Chief Harley Renz, sadar kalau The Butcher adalah seorang penjahat genius dan pihak kepolisian menemui jalan buntu. Renz pun memanggil kembali seorang detektif pensiunan NYPD, Frank Quinn,untuk memimpin penyelidikkan kasus ini.

Bagi Quinn, kasus ini bersifat lebih pribadi sertelah melihat inisial nama ke tiga korban yang membentuk namanya, Q - U - I. The Butcher tampaknya ingin menyampaikan npesan khusus kepada Quinn. Kasus ini seperti menjadi ajang pembuktian siapa yang lebih unggul - seorang detektif tua berpengalaman atau pembunuh berantai yang brilian. Quinn harus segera mengungkap siapa The Butcher sebenarnya, sebelum korban-korbannya (dengan inisial N) kembali berjatuhan...

RESENSI

Novel karya John Lutz ini merupakan salah satu serial yang tokohnya adalah  Frank Quinn dengan judul asli In For The Kill. John Lutz menghasilkan 10 novel dengan serial tokoh utamanya adalah Frank Quinn. John Lutz merupakan presiden dari Mystery Writers of America dan Private Eye Writers of America. Novel The Maestro ini merupakan salah satu novel yang meraih penghargaan Shamus & Edgar Award, masih banyak penghargaan lain yang diberikan untuk karya-karya dari John Lutz.

Novel ini mengambil setting di kota New York, dimana terjadi sebuah pembunuhan yang sadis karena korban dimutilasi dengan sangat rapi layaknya seorang penjagal yang telah terlatih memotong-motong korban jagalnya. Frank Quinn seorang detektif yang telah pensiun kembali bertugas dibantu dengan 2 rekan sejawatnya yakni Pearl dan Fedderman. Korban diketahui adalah semua berjenis kelamin wanita, berambut coklat. Kematian para korban disebabkan karena tenggelam dan kemudian kemungkinan di mutilasi dengan menggunakan  alat-alat dan cara yang sama dan sangat rapih untuk semua korban sehingga tidak terdapat sidik jari di tempat kejadian perkara, Sungguh seorang yang sangat genius.

"Para korban ditenggelamkan di dalam bak mandi mereka dan ada bekas-bekas lakban yang digunakan untuk mengikat dan menutup mulut mereka. Setelah itu mereka dipotong-potong dengan kemahiran seorang ahli bedah, anggota-anggota tubuh mereka ditumpuk dalam urutan yang sama dari bawah ke atas; torso, paha, betis, tangan dan kepala. Si Pembunuh menyalakan pancuran, menggunakan sampo cair atau bahan pembersih apa saja yang tersedia ke bagian-bagian tubuh tersebut sampai setiap jejak darah yang terlihat hilang ke saluran pembuangan, hanya meninggalkan jenazah pucat korban." (hal. 21)

Sebelum kasus ke 3 korban terpecahkan, muncul korban ke 4 dengan cara pembunuhan yang sama seperti ke 3 korban lainnya, hanya saja kali ini korbannya lebih tua umurnya dari ke 3 korban sebelumnya. Kenaehan mulai terjadi di korban ke 3 ini selain umurnya yang lebih tua ternyata korban memiliki tanggal lahir yang sama dengan Frank Quinn. Selain itu dari korban 1 sampai ke 4 secara tidak sengaja telah menunjuk pada sebuah misteri karena huruf awal dari nama keluarga apabila di urutkan satu persatu dari semua korban akan menurujuk pada nama Quinn, namun Quinn sendiri memiliki 5 huruf sehingga dapat dikatakan akan ada satu korban lagi untuk melengkapi nama Quinn. 

"Itu berarti si pembunuh mengarahkan polisi untuk menugaskan Quinn, dan kita untuk melacaknya kata Fedderman. Mengeja nama Quinn , dia menyelesaikan apa yang sudah dia mulai dan dia memilih seorang korban dengan tanggal lahir Quinn supaya kita tidak memiliki keraguan tentang apa yang dia lakukan." (hal. 88) 

Korban ke 5 seorang wanita bernama Marilyn Nelson, seorang wanita berambut pirang hasil dari mengecat rambutnya, muda, menarik, dan yang fakta yang paling menarik adalah bahwa jam kematian korban kurang dari 3 jam, padahal korban sebelumnya ditemukan lebih dari 3 jam. 
"Itu berarti, si pembunuh pasti menelepon polisi tanpa menyebutkan namanya tidak lama setelah membunuh Marilyn Nelson, korban N keduanya. Kemungkinan pelaku tidak mau menunggu agar tubuh korbannya ditemukan oleh orang lain selain Polisi sehingga kemungkinan ia sudah merencanakan panggilan telepon ke kantor Polisi. Dia mau Merilyn Nelson dilihat Quinn dan kawan-kawan persis seperti saat dia meninggalkannya supaya helaian rambut gelap selangkangan itu pasti ditemukan. Menyodorkan permainan yang mengerikan." 

Setelah terdapat 5 korban, suatu hari Quinn mendapat surat yang dikirim kepadanya melalui Kepolisian New York,berisi :
Darah merah di langit biru. Orang-orang yang bodoh masuk dengan tergesa-gesa. Begitu juga polisi.
Si Jagal 
Surat itu telah diperiksa laboratorium dan tidak menemukan hasil yang berarti. Si jagal sangat genius dan hati-hati sehingga penyelidikkan kasus ini cukup membuat polisi menemui jalan buntu. Si jagal telah berhasil mempermainkan pihak polisi rupanya. Lalu muncul kembali korban-korban selanjutnya dan tetap belum dapat menyingkapkan kasus sebenarnya. Namun tiba-tiba muncullah seseorang yang tidak terduga, yang mengaku sebagai saudara tiri dan ibu dari si jagal yang ternyata mereka ber dua mencari si jagal. Keadaan ini membuat pihak polisi mendapatkan secercah harapan untuk dapat keluar dari jalan buntu. Dengan adanya pihak keluarga yang muncul diharapkan dapat membantu mereka mendapatkan informasi mengenai si jagal ini karena biasanya seorang pembunuh berantai berkaitan erat dengan masa lalu kelam yang didapatnya dari keluarga. Pada akhirnya 2 orang keluarga inti bekerjasama dengan tim Quinn untuk berusaha menghentikan aksi si jagalyang genius ini.

⏩⏪

Novel ini merupakan novel bergenre thriller yang sangat menarik untuk dibaca karena penulis dapat membawa pembaca ikut merasakan adrenalin yang kuat pada setiap cerita yang menegangkan terjadi. Bahasanya sangat mudah untuk dipahami, dapat membangkitkan imajinasi pembacanya. Ilustrasi cover menarik dan lembut menyiratkan sesuatu yang misteri. Setiap kejadian penting seperti situasi di tempat perkara kejadian pembunuhan dipaparkan  detail seakan memberi informasi kepada pembacanya tentang situasi yang sebenarnya di tempat tersebut.

Tokoh Quinn mempunyai karakter yang sangat kuat dan keras berusaha untuk menyingkap kasus ini di imbangi dengan karakter fedderman yang santai dan berkepala dingin serta Pearl yang cepat naik emosinya, mereka ber tiga merupakan tim yang hebat dan dapat bekerjasama dengan baik untuk memecahkan kasus. Sedangkan tokoh si jagal digambarkan sebagai orang yang tidak punya hati karena tega memutilasi korban sedemikian rupa dan menyusun setiap potongan tubuh layaknya karya picasso, mempunyai strategi yang tidak dapat ditebak yang dapat membuat tim polisi kebingungan dalam mengikuti permainannya.

Novel ini aku beri rating 5 ★★★★★ yang berarti sangat direkomendasikan bagi pecinta novel thriller.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar